Kunci kesuksesan selanjutnya adalah semangat perubahan (hijrah) baik perubahan tempat (hijrah makaniyyah) maupun perubahan sikap (hijrah ma’nawiyah). Hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat ke Habasyah, Thaif dan Yasrib (Madinah) sebenarnya adalah bagian dari upaya meraih kesuksesan. Namun, perubahan tempat bukanlah suatu keharusan, sangat tergantung situasi dan kondisi. Adapun perubahan sikap adalah suatu keharusan dalam meraih kesuksesan hidup dunia akhirat. Berubah dari aqidah sesat menuju aqidah selamat, dari ibadah bid’ah menuju sunnah, dari akhlak tercela menuju akhlak terpuji, dari malas menjadi rajin, dari cita-cita hina (himmah daaniyah) menuju cita-cita tinggi (himmah ‘aaliyah) dan seterusnya …
Orang beriman adalah orang yang senantiasa mau merubah diri menjadi lebih baik dan memiliki cita-cita tinggi sehingga ia bisa terbang pada puncak kesuksesan dengannya. Sebagaimana dalam sebuah sya’ir dalam kitab Ta’lim Muta’allim karya Syaikh Az-Zarnuji
فَإِنَّ الْمَرْءَ يَطِيرُ بِهِمَّتِهِ # كَالطَّيْرِ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ
Sesungguhnya seseorang akan terbang dengan cita-citanya. Seperti burung terbang dengan kedua sayapnya
Dengan semangat perubahan, orang beriman akan mendapatkan pertolongan Allah ta’ala dalam meraih kesuksesan yang hakiki. Atau dengan kata lain, nasib/keadaan kita sangat ditentukan oleh seberapa besar kemauan kita merubah diri kita sendiri. Allah ta’ala berfirman
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’du [43] : 11)
Oleh
Muhamad Mujari (Direktur)
Komentar Terbaru