SLEMAN — Malam Ahad kali ini, Sabtu, 5 November 2022, ada suasana yang berbeda. Semua santri mengikuti Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) di Masjid UII Yogyakarta.
Salah satu rangkaian kegiatan Mabit diisi tabligh akbar dengan penceramah Ustaz Hakimuddin Salim, Lc., MA, Mudir Ponpes Ibnu Abbas Klaten.
Mengangkat tema milenial hebat membentuk Indonesia kuat, Ustaz Hakim menyampaikan motivasinya kepada para peserta mabit yang notabene para pemuda.
Ustaz Hakim meminta para pemuda mengambil ibrah kisah pada Ashabul Kahfi. “Innahum fityatun aamanu birobbihim, sesungguhnya mereka para pemuda yang beriman dengan Robb mereka, maka Kami tambahkan kepada mereka petunjuk..”, tegasnya.
Pemuda adalah masa puncak di mana sebuah peradaban di bangun. “…Dalam istilah lain yakni marhalatussyabab”, jelasnya.
Ustaz Hakim melanjutkan dengan mengutip perkataan Imam syafi’i rahimahullah, bahwa kekuatan pemuda ada pada keilmuan dan ketakwaanya kepada Allah SWT.
“Kekuatan pemuda terletak pada wahua bil ‘ilmi wattuqo, terletak pada ilmu dan taqwanya. Inilah yang dinamakan milenial hebat”, jelasnya.
Ustaz Hakim juga menyebut bahwa milenial hebat bukan generasi rebahan yang malas, yang waktunya habis digunakan hal yang sia-sia. Pemuda milenial yang tidak memiliki ilmu dan ketakwaan adalah pemuda yang tidak ada nilainya.
Ustadz Hakim melanjutkan bahwa Ilmu agama adalah Ilmu yang wajib dipelajari setiap muslim. Meskipun belajar Ilmu di berbagai perguruan tinggi dan juga bermacan jurusan, para pemuda milenial sudah seharusnya mempelajari ilmu agama. “Ilmu (agama) yang harus dipelajari dan harus dikuasai, apapun fakultasnya, apapun jurusannya, yakni tentang kewajiban-kewajiban agama. Sholat caranya seperti apa, puasa caranya seperti apa, rukun iman, rukun islam, ma’rifatullah..”, terangnya.
Ustaz Hakim menekankan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki dan perempuan, ia menyebut bahwa kata ‘Fariidhoh’ itu maknanya di atasnya wajib.
Ustaz Hakim juga berbagi pesan hikmah bahwa Ilmu umum yg dipelajari seseorang seharusnya dapat mengantarkan seseorang kepada ma’rifah, dan tidak menjadikan pribadi sekuler.
Dijelaskan pula ciri kedua pemuda milenial. Milenial yang hebat itu wattuqo, adalah yang bertakwa. Bertakwa artinya takut kepada Allah. Takut yang disertai tadhim dan mahabbah. Perasaan takut yang menjaga kita dari maksiat.
Demikian beberapa point penting tausyiah yang dijelaskan ustaz Hakim tentang bagaimana karakter pemuda milenial yang diharapkan yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan, menjadikan negeri bermartabat.
Kegiatan mabit merupakan agenda rutin Madrasah dengan tujuan membangun karakter para santri baik dari aspek fikriyah, qolbiyyah juga jasadiyah. Selain tabligh akbar oleh ustadz Hakimudin Salim, Lc., MA, Ustaz Syamsuddin Nur Makka, Lc,MA, dan Ustaz dr. Agus Taufiqqurrahman, M.Kes., santri mengikuti qiyamullail bersama yang diimami oleh ustadz Tasnim Indrarta Al Hafidz. Acara akan diakhiri dengan menguatkan aspek jasadiyah dengan longmarc menuju pesantren dengan jarak 2,6 km.
Tinggalkan Komentar